Inilah Jenis Kawat Gigi dan Keunggulannya

Kondisi gigi yang kurang teratur dan tidak rapi dapat membuat rasa confidence Anda berkurang. Bahkan untuk beberapa kasus, harus dilakukan tindakan pemasangan kawat oleh dokter ortodonti karena kondisi gigi yang cukup parah. 

Terdapat jenis kawat gigi yang bermacam-macam sesuai dengan keperluan Anda. Berikut beberapa jenis kawat gigi yang dapat menjadi bahan Anda pertimbangan sebelum merapikan gigi kesayangan Anda:

  1. Kawat Gigi Konvensional

Jenis kawat gigi ini sangat populer di kalangan masyarakat. Bahan dasar kawat gigi konvensional adalah metal. Kelebihan dari kawat gigi konvensional adalah terdapat varian warna beragam untuk bracket gigi, sehingga Anda dapat menyesuaikan warna sesuai selera Anda.

  1. Kawat Gigi Self-Ligating (Damon)

Kawat gigi ini memiliki kemiripan dengan jenis kawat gigi konvensional. Hanya saja terdapat klip khusus untuk mempertahankan letak kawat baja pada bracket gigi. Dan terdapat pilihan warna transparan atau keramik untuk Anda yang mungkin risi menggunakan bracket gigi yang berwarna.

  1. Kawat Gigi Keramik
kawat gigi

Jenis kawat ini sangat cocok bagi Anda yang tidak ingin tampak terlampau mencolok. Karena umumnya warna pada bracket gigi yang digunakan kawat gigi ini adalah senada dengan warna gigi atau transparan sehingga Anda terlihat seperti memakai kawat saja pada gigi Anda.

  1. Kawat Gigi Lingual

Kawat gigi lingual memiliki keunikan hanya dipasang di bagian belakang gigi sehingga Anda tampak seperti tidak menggunakan kawat gigi jika dilihat dari luar.

  1. Behel Transparan (Clean Aligner)

Jenis behel Clean Aligner menggunakan inovasi teranyar yaitu teknologi 3D. Bahan yang dipakai Clean Aligner adalah berwarna bening sehingga tidak akan terlihat mencolok. Anda dapat melepas behel ini saat sikat gigi, makan, atau sesuai keperluan Anda. Dan uniknya, perawatan aligner gigi membutuhkan lebih sedikit kunjungan ke dokter gigi dibandingkan jenis behel yang lain.Untuk penanganan yang lebih baik silakan menghubungi dokter spesialis ortodonti Anda agar behel yang Anda pilih benar-benar sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kapan Anak Harus Mulai Belajar Gosok Gigi?

Anak yang sehat adalah dambaan setiap orang tua? Tahukah Anda, ternyata kesehatan gigi dan gusi akan mempengaruhi kesehatan buah hati Anda secara global. Perawatan gigi dapat dimulai sejak gigi awal anak tumbuh yaitu sekitar usia 6 bulan. Caranya pun cukup mudah, Anda hanya perlu mengelap gigi tersebut dengan kain atau handuk yang lembut.

Masih banyak ahli kesehatan gigi yang berbeda pendapat kapan anak mulai belajar gosok gigi. Sebagian berpendapat aktivitas gosok gigi sudah dapat dimulai sejak tumbuhnya 4 gigi pertama, Namun, ahli lain berpendapat menggosok gigi baru dimulai ketika anak berumur 2-3 tahun. Sikat gigi yang dipakai adalah sikat gigi dengan ukuran khusus anak, dan dilakukan sebanyak 2 kali sehari.

Anak Mulai Menggosok Gigi Sendiri

Saat buah hati Anda sudah berusia 3 tahun, perkembangan motorik anak sudah dapat menggenggam benda-benda ringan seperti, pensil dan sikat gigi. Itulah waktu yang tepat untuk memulai mengajak anak untuk belajar gosok gigi sendiri. Anda dapat membantunya untuk menggosok giginya sendiri dengan perlahan. Aktivitas ini akan semakin menyenangkan dengan menambahkan bernyanyi saat anak belajar gosok gigi.

Pembiasaan belajar gosok gigi anak harus didampingi orang yang lebih dewasa sampai anak-anak berumur 6 tahun. Karena koordinasi motorik anak di bawah umur 6 tahun belum terlalu baik untuk menggosok gigi mereka sendiri.

belajar gosok gigi

Anak dapat Dilepas untuk Menggosok Gigi Sendiri

Kondisi ini dapat dilakukan oleh anak, ketika usia mereka di atas 6 tahun. Namun, Anda harus tetap mengontrol mereka untuk dapat rutin menggosok gigi sampai berhasil menjadi kebiasaan baik yang tidak harus diingatkan untuk melakukannya.

Gigi yang bersih karena rajin menggosok gigi, akan menghindarkan anak Anda dari kerusakan gigi, peradangan gusi, sampai gigi berlubang. Pembiasaan adalah kunci untuk menyukseskan belajar menggosok gigi pada anak. Anak-anak harus terus diperlihatkan contoh menyikat gigi yang baik terutama dari Ayah dan Bunda sehingga mereka bisa mencontoh kebiasaan baik tersebut.

Lebih Baik Cabut Gigi atau Tambal Gigi?

Anda mengalami gigi berlubang? Tak perlu terlalu khawatir, tidak semua gigi berlubang harus dilakukan tindakan cabut gigi. Ada beberapa kondisi gigi berlubang yang masih dapat ditangani dengan tambal gigi. Berikut ini adalah ulasannya:

  1. Lubang Gigi di Bagian Email

Karies pada email gigi masih dapat dilakukan tambal gigi, karena lubang gigi hanya sebatas lapisan terluar gigi.

  1. Lubang Gigi di Bagian Dentin

Jika gigi Anda berlubang di bagian dentin yaitu lapisan di bawah email, maka masih dapat ditambal. Tetapi, jika kerusakan hampir mencapai bagian pulpa gigi, maka harus diobati lebih dahulu sebelum dilakukan tambal gigi.

  1. Lubang Gigi Telah Melukai Pulpa

Pada tahap ini, kerusakan gigi sudah mencapai saraf gigi. Sehingga treatment harus dilakukan di bagian saluran akar, untuk mengangkat jaringan pulpa yang telah terkena infeksi.

  1. Abses 

Jika sudah terdapat benjolan berisi nanah pada gigi, maka harus dilakukan perawatan pada saluran akar untuk mengatasi infeksi lebih dahulu, kemudian baru dilakukan tambal gigi.

Kondisi Gigi Berlubang yang Harus Dilakukan Cabut Gigi Berikut ulasan gigi berlubang yang wajib untuk dicabut :

  • Lubang Gigi Lebar dan Dalam

Apabila kerusakan gigi besar dan telah sampai dasar kamar pulpa bahkan ke bifurkasi (percabangan akar gigi), maka gigi harus dicabut karena infeksi telah menembus bagian bawah gigi.

tambal gigi
  • Gigi Berlubang Disertai Goyang

Jika gigi Anda mengalami kondisi ini, maka perlu dilakukan splinting agar gigi stabil terlebih dahulu sebelum tambal gigi. Karena gigi Anda akan tetap terasa sakit disebabkan goyangnya gigi.

  • Gigi Berlubang Tinggal Akar

Pada kondisi ini, agar tidak terjadi infeksi yang lebih parah perlu dilakukan cabut gigi.

  • Gigi Berlubang pada Geraham Bungsu yang Tumbuh Miring

Cabut gigi harus dilakukan pada kondisi ini untuk menghindari kerusakan gigi sekitarnya.

Setelah cabut gigi sebaiknya Anda segera menggantikannya dengan gigi palsu, supaya tidak menimbulkan sederet masalah baru pada rongga mulut dan gigi yang tentu saja akan sangat mengganggu Anda.

Abrasi Gigi: Penyebab dan Solusinya

Salah satu yang menjadi penyebab rusaknya jaringan keras pada gigi salah satunya yaitu abrasi gigi. Hal tersebut bisa dipicu karna adanya kontak berulang dari benda asing atau zat asing dengan permukaan gigi yang cukup sering. 

Selain itu hal tersebut juga dapat disebabkan oleh berbagai kebiasaan buruk seperti menggigit pensil, membuka tutup botol dengan gigi, serta mengunyah daun sirih. Tak banyak yang menyadari ternyata teknik menyikat gigi yang salah, penggunaan pasta gigi yang bersifat abrasif, penggunaan tusuk gigi dan juga penggunaan dental floss yang tidak benar bisa menjadi penyebab abrasi gigi.

Bahkan menggemeretakkan gigi  (penyakit bruxism)  yang dilakukan terus menerus turut memiliki andil besar dalam terjadinya abrasi gigi. Jika ingin melakukan penanganan, maka Anda perlu memperbaiki permukaan gigi yang rusak dengan penambalan atau pembuatan mahkota gigi. 

Hal tersebut akan disesuaikan dengan kondisi pada bagian permukaan gigi yang mengalami abrasi. Berikut ini ulasan yang lebih detail mengenai 2 cara penanganan abrasi gigi:

1. Penambalan Gigi

Untuk kondisi gigi yang terkena abrasi tetapi belum cukup parah bisa dilakukan penambalan gigi khususnya yang terletak di leher gigi. Resin yang memiliki warna serupa dengan gigi digunakan sebagai materi penambal gigi.

2. Pembuatan Crown (Mahkota Gigi) 

abrasi gigi

Saat hendak melakukan penanganan dengan pembuatan mahkota gigi maka Anda akan mendapatkan dua tahapan. Yaitu tahap pertama dokter akan melakukan pemeriksaan mendetail melalui rontgen gigi untuk memeriksa kondisi akar gigi dan tulang sekitar gigi yang akan dibuatkan mahkota, setelah itu Anda akan diberikan obat anestesi. 

Baca juga Tahukah Anda? Sikat Gigi Terlalu Sering Justru Buruk Lho!

Kemudian dokter akan membuat kerangka gigi dan melakukan pemasangan mahkota gigi sementara yang berguna untuk melindungi gigi Anda saat mahkota gigi permanen tengah dibuat oleh dokter. Pada pertemuan selanjutnya tahap kedua baru dilakukan untuk mengganti mahkota sementara tadi dengan yang permanen.

Abrasi dapat dicegah dengan menghentikan kebiasaan buruk, menjaga kebersihan mulut dengan teknik yang tepat menggunakan benang gigi dan sikat gigi, memperhatikan gaya hidup dengan mengubah pola makan sehat seperti dengan mengonsumsi susu dan produk yoghurt (tanpa pemanis) yang memiliki efek perlindungan terhadap abrasi gigi karena kandungan kalsium dan fosfatnya.