Kapan Anak Harus Mulai Belajar Gosok Gigi?

Anak yang sehat adalah dambaan setiap orang tua? Tahukah Anda, ternyata kesehatan gigi dan gusi akan mempengaruhi kesehatan buah hati Anda secara global. Perawatan gigi dapat dimulai sejak gigi awal anak tumbuh yaitu sekitar usia 6 bulan. Caranya pun cukup mudah, Anda hanya perlu mengelap gigi tersebut dengan kain atau handuk yang lembut.

Masih banyak ahli kesehatan gigi yang berbeda pendapat kapan anak mulai belajar gosok gigi. Sebagian berpendapat aktivitas gosok gigi sudah dapat dimulai sejak tumbuhnya 4 gigi pertama, Namun, ahli lain berpendapat menggosok gigi baru dimulai ketika anak berumur 2-3 tahun. Sikat gigi yang dipakai adalah sikat gigi dengan ukuran khusus anak, dan dilakukan sebanyak 2 kali sehari.

Anak Mulai Menggosok Gigi Sendiri

Saat buah hati Anda sudah berusia 3 tahun, perkembangan motorik anak sudah dapat menggenggam benda-benda ringan seperti, pensil dan sikat gigi. Itulah waktu yang tepat untuk memulai mengajak anak untuk belajar gosok gigi sendiri. Anda dapat membantunya untuk menggosok giginya sendiri dengan perlahan. Aktivitas ini akan semakin menyenangkan dengan menambahkan bernyanyi saat anak belajar gosok gigi.

Pembiasaan belajar gosok gigi anak harus didampingi orang yang lebih dewasa sampai anak-anak berumur 6 tahun. Karena koordinasi motorik anak di bawah umur 6 tahun belum terlalu baik untuk menggosok gigi mereka sendiri.

belajar gosok gigi

Anak dapat Dilepas untuk Menggosok Gigi Sendiri

Kondisi ini dapat dilakukan oleh anak, ketika usia mereka di atas 6 tahun. Namun, Anda harus tetap mengontrol mereka untuk dapat rutin menggosok gigi sampai berhasil menjadi kebiasaan baik yang tidak harus diingatkan untuk melakukannya.

Gigi yang bersih karena rajin menggosok gigi, akan menghindarkan anak Anda dari kerusakan gigi, peradangan gusi, sampai gigi berlubang. Pembiasaan adalah kunci untuk menyukseskan belajar menggosok gigi pada anak. Anak-anak harus terus diperlihatkan contoh menyikat gigi yang baik terutama dari Ayah dan Bunda sehingga mereka bisa mencontoh kebiasaan baik tersebut.

Abrasi Gigi: Penyebab dan Solusinya

Salah satu yang menjadi penyebab rusaknya jaringan keras pada gigi salah satunya yaitu abrasi gigi. Hal tersebut bisa dipicu karna adanya kontak berulang dari benda asing atau zat asing dengan permukaan gigi yang cukup sering. 

Selain itu hal tersebut juga dapat disebabkan oleh berbagai kebiasaan buruk seperti menggigit pensil, membuka tutup botol dengan gigi, serta mengunyah daun sirih. Tak banyak yang menyadari ternyata teknik menyikat gigi yang salah, penggunaan pasta gigi yang bersifat abrasif, penggunaan tusuk gigi dan juga penggunaan dental floss yang tidak benar bisa menjadi penyebab abrasi gigi.

Bahkan menggemeretakkan gigi  (penyakit bruxism)  yang dilakukan terus menerus turut memiliki andil besar dalam terjadinya abrasi gigi. Jika ingin melakukan penanganan, maka Anda perlu memperbaiki permukaan gigi yang rusak dengan penambalan atau pembuatan mahkota gigi. 

Hal tersebut akan disesuaikan dengan kondisi pada bagian permukaan gigi yang mengalami abrasi. Berikut ini ulasan yang lebih detail mengenai 2 cara penanganan abrasi gigi:

1. Penambalan Gigi

Untuk kondisi gigi yang terkena abrasi tetapi belum cukup parah bisa dilakukan penambalan gigi khususnya yang terletak di leher gigi. Resin yang memiliki warna serupa dengan gigi digunakan sebagai materi penambal gigi.

2. Pembuatan Crown (Mahkota Gigi) 

abrasi gigi

Saat hendak melakukan penanganan dengan pembuatan mahkota gigi maka Anda akan mendapatkan dua tahapan. Yaitu tahap pertama dokter akan melakukan pemeriksaan mendetail melalui rontgen gigi untuk memeriksa kondisi akar gigi dan tulang sekitar gigi yang akan dibuatkan mahkota, setelah itu Anda akan diberikan obat anestesi. 

Baca juga Tahukah Anda? Sikat Gigi Terlalu Sering Justru Buruk Lho!

Kemudian dokter akan membuat kerangka gigi dan melakukan pemasangan mahkota gigi sementara yang berguna untuk melindungi gigi Anda saat mahkota gigi permanen tengah dibuat oleh dokter. Pada pertemuan selanjutnya tahap kedua baru dilakukan untuk mengganti mahkota sementara tadi dengan yang permanen.

Abrasi dapat dicegah dengan menghentikan kebiasaan buruk, menjaga kebersihan mulut dengan teknik yang tepat menggunakan benang gigi dan sikat gigi, memperhatikan gaya hidup dengan mengubah pola makan sehat seperti dengan mengonsumsi susu dan produk yoghurt (tanpa pemanis) yang memiliki efek perlindungan terhadap abrasi gigi karena kandungan kalsium dan fosfatnya.

Inilah Alasan Ibu Hamil Disarankan Periksa ke Klinik Dokter Gigi

Perawatan gigi dan mulut yang lebih menyeluruh di klinik dokter gigi sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, karena pada masa kehamilan merupakan masa rentan terjadinya gangguan pada kesehatan gigi dan mulut. Masih banyak yang belum mengetahui terdapat keterkaitan antara kehamilan dengan kesehatan gigi dan mulut. 

Hal tersebut karena adanya perubahan hormon yang terjadi pada masa kehamilan, ternyata bisa berpotensi menyebabkan beberapa permasalahan di sekitar rongga mulut. Salah satunya yang sangat sering menjadi keluhan saat hamil yaitu pregnancy gingivitis atau peradangan gusi.

Peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron dapat meningkatkan laju aliran darah ke gusi, hal tersebut dapat memicu gusi mengalami pembengkakan, sehingga menjadi sensitif, dan bereaksi berlebihan pada semua hal yang sifatnya dapat mengiritasi, selain itu juga dapat menimbulkan plak dan mengundang bakteri-bakteri di rongga mulut. 

Jika tidak ditangani dengan segera, maka gingivitis dapat berkembang menjadi penyakit periodontitis, yang lebih serius dari penyakit gusi bahkan juga bisa menyebabkan kerusakan pada struktur tulang rahang. Kondisi mual dan muntah yang juga kerap dialami oleh ibu hamil turut berkontribusi pada peluang terjadinya masalah gigi dan mulut. 

klinik dokter gigi

Karna pada saat muntah, Anda bisa mengeluarkan isi lambung yang terdiri dari makanan bercampur cairan asam dari lambung yang bersifat korosif jika sering terpapar cairan lambung dengan frekuensi tinggi pada gigi maka dapat mengikis enamel gigi serta juga menyebabkan gigi mudah berlubang. 

Dengan rusaknya enamel juga dapat meningkatkan risiko masuknya bakteri yang menjadi penyebab infeksi. Jangan pernah menunda pergi ke klinik dokter gigi selama masa kehamilan Anda karna ternyata dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan janin. 

Baca juga 6 Kebiasaan Buruk yang Bisa Merusak Gigi Anda

Bahkan pada beberapa penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara masalah gigi dan mulut dengan tingkat kelahiran prematur serta berat badan lahir rendah. Hal tersebut pada umumnya disebabkan oleh infeksi yang terjadi di bagian gigi atau gusi, yang tidak segera ditangani dengan baik, sehingga berkembang menjadi infeksi kronis yang berakibat juga dapat memengaruhi kondisi janin. Idealnya, semua ibu hamil harus pergi ke klinik dokter gigi minimal sekali pada masa kehamilan walaupun tidak mengalami keluhan khusus terkait gigi dan gusi. Anda bisa melakukan kunjungan ke dokter gigi pada awal masa kehamilan, jangan lupa untuk menginformasikan kepada dokter bahwa Anda sedang mengandung supaya dokter gigi dapat memilih obat maupun tindakan yang aman untuk janin Anda.

Gigi Gingsul Sebaiknya Dicabut atau Dibiarkan Saja?

Gigi gingsul termasuk salah satu jenis maloklusi yang merupakan kondisi gigi tidak tumbuh di tempat yang benar dan tidak sejajar. Biasanya pada kasus ini, disebabkan oleh kondisi rahang yang kecil atau bisa juga ukuran gigi yang terlalu besar, sehingga menyebabkan gigi tidak bisa tumbuh di tempat yang seharusnya. 

Selain itu, gigi gingsul juga bisa terjadi jika tempat gigi tumbuh terlalu sempit, sehingga gigi itu akan tumbuh bergeser dari tempat yang seharusnya. Jika dilihat dari segi penampilan, pendapat mengenai gigi gingsul pasti akan tergantung pada selera masing-masing individu, tetapi secara medis gigi yang tidak tumbuh pada tempatnya sebaiknya segera ditangani. 

Karena jika dibiarkan akan dapat memicu berbagai masalah kesehatan gigi dan rongga mulut, seperti berikut ini: 

  1. Menyebabkan pertumbuhan gigi menjadi terhambat atau bahkan gigi impaksi yang merupakan gigi tidak tumbuh sama sekali. 
  2. Muncul ketidaknyamanan saat mengunyah atau menggigit makanan sehingga sangat mengganggu aktivitas makan Anda. 
  3. Saat proses mengunyah dapat menyebabkan gusi menjadi cedera. 
  4. Karena posisi gigi sulit dibersihkan dapat mengakibatkan kerusakan gigi
  5. Gigi tidak berfungsi dengan baik 


Beberapa keluhan di atas yang disebabkan oleh gigi gingsul dapat ditangani dengan  beberapa cara, salah satunya dengan memakai behel atau kawat gigi. Yang dapat memperbaiki atau merapikan posisi gigi ginsul Anda, penggunaan behel ini bisa dilakukan dengan atau tanpa mencabut gigi ginsul terlebih dahulu. 

gigi gingsul

Agar mendapatkan ruang untuk gigi gingsul yang cukup pada rongga mulut maka pencabutan gigi  sebelum pemasangan behel akan dilakukan. Sehingga nantinya gigi gingsul tersebut akan dapat kembali ke posisi yang seharusnya setelah behel digunakan. 

Tenang saja Anda akan diberikan obat bius lokal terlebih dahulu di area gigi yang akan dicabut, agar Anda tidak merasakan sakit saat pencabutan gigi dilakukan. Ketika area gigi yang dicabut sudah pulih maka pemasangan behel baru akan dilakukan, biasanya proses pemulihan  memerlukan waktu antara 7 sampai 14 hari. 

Keputusan dalam mempertahankan atau menyingkirkan gigi gingsul tergantung pada diri Anda sendiri. Jika gigi ginsul menyulitkan Anda ketika bicara dan makan, menimbulkan masalah di mulut, atau bahkan Anda merasa mengganggu penampilan, maka segeralah berkonsultasilah ke dokter gigi agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

Kenali Fenomena Gigi Grinding yang Berpotensi Merusak

Bruxism atau gigi grinding merupakan kebiasaan mengeretakan dan menggesekkan gigi yang dilakukan secara terus menerus tetapi tidak sadar saat melakukannya. Kebiasaan ini bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga dewasa, tapi jika kebiasaan ini tidak segera ditangani, maka penderita gigi grinding berpotensi bisa mengalami kerusakan berat pada giginya.

Pada banyak kasus, gigi grinding terjadi secara spontan ketika seseorang tengah berkonsentrasi, ketika merasa cemas, atau saat mengalami stres yang berlebihan. Meskipun gigi ginding tidak terjadi setiap saat, tetapi muncul saat seseorang sedang dalam kondisi tertentu, terlebih saat orang tersebut sedang merasa tertekan. 

Namun, sampai saat ini belum diketahui secara pasti hal-hal apa saja yang menjadi penyebab dari penderita gigi grinding. Ada beberapa faktor baik dari fisik maupun psikologis yang bisa menjadi pemicu terjadinya gigi grinding, antara lain:

gigi grinding
  • Memiliki ciri kepribadian yang agresif, kompetitif, dan hiperaktif
  • Merasa cemas, stres, marah, frustrasi, serta tegang 
  • Memiliki gangguan tidur, contohnya sleep apnea atau sleep paralysis (ketindihan)
  • Memiliki anggota keluarga dengan bruxism 
  • Menderita penyakit tertentu, seperti penyakit Parkinson, demensia, penyakit asam lambung, dan epilepsi
  • Menjalani gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, atau menggunakan narkoba 
  • Mengonsumsi obat-obatan phenothiazine, seperti chlorpromazine, dan beberapa jenis obat antidepresan.

Seseorang dengan bruxism memiliki kebiasaan untuk mengeretakan, menekan, atau menggesek giginya ke atas dan ke bawah, atau ke kanan dan ke kiri secara tidak sadar. Hal ini dapat memicu munculnya gejala lain, seperti: 

  • Gigi menjadi lebih sensitif 
  • Otot rahang menjadi tegang 
  • Permukaan atas gigi menjadi rata (tidak bergerigi)
  • Sakit kepala 
  • Sakit telinga


Gigi grinding juga dapat terjadi pada siang dan juga malam hari, tetapi lebih sering terjadi saat seseorang tengah tertidur (sleep bruxism). Hal ini akan dapat menyebabkan gangguan tidur pada penderita bruxism maupun pasangan tidurnya karena suara gemeretak gigi tersebut akan sangat terganggu. Selain itu, seseorang yang memiliki sleep bruxism umumnya juga memiliki kebiasaan lain yang berkaitan dengan gangguan tidur, seperti mendengkur atau henti nafas sejenak pada saat tidur (sleep apnea) yang juga cukup membahayakan tentunya.

Inilah Penyebab Bau Mulut yang Membuat Tidak Percaya Diri

Banyak dari penderita bau mulut yang tidak menyadari masalah ini, sampai ada seseorang yang memberitahu mengenai hal tersebut, tentu saja selama ini Anda pernah merasa teman atau keluarga mengeluarkan aroma yang kurang sedap saat sedang berbicara? Atau bahkan ternyata aroma yang tidak sedap itu berasal dari mulut Anda sendiri?. 

Mari kenali penyebab bau mulut lebih dalam, agar bisa ditangani dengan segera. Dalam istilah kedokteran bau mulut biasa disebut dengan HALITOSIS. Faktor dari luar maupun dalam tubuh biasanya menjadi beberapa kemungkinan penyebab bau mulut. 

Faktor luar itu seperti adanya sisa makanan di dalam mulut, sedangkan faktor dari dalam  berasal dari masalah gigi dan mulut, seperti gigi berlubang, karang gigi, penyakit gusi, gigi retak, gigi palsu yang tidak dijaga kebersihannya dengan baik, serta berkurangnya air liur di dalam mulut (xerostomia). 

penyebab bau mulut

Mungkin saja ada yang pernah mengalami kasus-kasus seperti itu di dalam mulutnya, jika ternyata penyebabnya bukan berasal dari dalam mulut, kemungkinan besar juga bisa berasal dari bagian tubuh kamu yang lain seperti, kondisi alergi, radang kronis pada saluran pernapasan, gangguan pencernaan, dan juga beberapa penyakit dalam lainnya.

Anda harus segera konsultasikan ke dokter umum yang berhubungan dengan penyakit tersebut, jika telah menyadari beberapa hal di atas. Sebenarnya yang termasuk bau mulut atau halitosis yang kronis adalah bau napas menyengat yang berasal dari mulut yang tidak dapat dihilangkan meski sudah menyikat  gigi, berkumur dengan cairan obat kumur dan flossing menggunakan benang gigi.

Karena mayoritas kasus halitosis berasal dari dalam mulut, maka langkah pertama yang perlu Anda lakukan yaitu mengevaluasi ulang teknik menyikat gigi dan berkumur Anda apakah sudah tepat. 

Baca juga Hal Penting yang Harus Dipahami Sebelum Pasang Kawat Gigi

Wah, kalau menyikat giginya saja belum benar maka Anda perlu ekstra berhati-hati, karena banyak yang tak menyadari kalau gigi hanya 25% bagian dari rongga mulut. Bakteri dalam jumlah besar selain terdapat pada gigi, juga bisa terdapat pada bagian mulut yang lain, seperti pada lidah, bagian perbatasan gigi dan gusi, dinding mulut, langit-langit, serta bagian lainnya.

Hal Penting yang Harus Dipahami Sebelum Pasang Kawat Gigi

Susunan gigi yang kurang rapi bisa menimbulkan masalah kesehatan karena dapat memicu penumpukan sisa makanan yang akan menjadi plak dan mengundang bakteri. Sehingga diperlukan bantuan pasang kawat gigi agar dapat merapikan susunan gigi, tetapi ada beberapa konsekuensi yang harus diterima setelah melakukan pemasangan kawat gigi. Berikut ini beberapa hal yang harus diketahui sebelum Anda melakukan pemasangan kawat gigi.


1. Sebelum Merapikan Gigi dengan Kawat gigi, Pastikan Tidak Memiliki Masalah Gigi yang Lainnya.

Dokter akan melakukan pemeriksaan seperti pengecekan rongga mulut, lalau rontgen gigi, bahkan pencabutan gigi jika memang diperlukan. Prosedur tindakan dokter akan lebih bertambah, terlebuh jika Anda memiliki masalah gigi berlubang dan karang gigi. Karena jika belum dilakukan perawatan pada kedua masalah tersebut maka pemasangan kawat gigi akan berisiko menjadi tempat penumpukan makanan.

pasang kawat gigi


2. Rasa Nyeri akan Terjadi Setelah Pemasangan Kawat gigi

Efek samping dari tarikan kawat gigi akan menyebabkan rasa nyeri pada gigi dan tentu saja juga berdampak pada kesulitan saat makan sehingga Anda akan memerlukan makanan bertekstur halus. Tetapi hal ini akan terjadi di beberapa minggu awal, jika rasa nyeri sudah tak tertahankan biasanya dokter akan meresepkan obat untuk pereda rasa nyeri.

3. Menyikat Gigi akan Menjadi Kebutuhan Penting

Dengan pasang kawat gigi  dapat menyebabkan makanan yang mudah tersangkut, sehingga menyikat gigi dengan sikat khusus akan sangat membantu Anda dalam membersihkan gigi dan kawat gigi. Karena proses pembersihan gigi akan menjadi lebih sulit setelah dilakukan pemasangan kawat gigi.

4. Siapkan Dana Perawatan

Perawatan rutin setiap sebulan sekali akan sangat diperlukan jika Anda melakukan pasang kawat gigi, karena dokter akan melakukan pemeriksaan kondisi gigi dan penggantian karet kawat gigi secara teratur. Tentu saja serangkaian perawatan tersebut akan dilakukan selama berbulan-bulan hingga akhirnya Anda akan diperbolehkan dokter untuk melepas kawat gigi.

5. Penampilan akan Terlihat Berbeda

Anda harus menyiapkan diri setelah pemasangan kawat gigi karna akan membuat bibir menjadi lebih menonjol. Tentu saja akan sangat terasa aneh, dan bahkan terkadang ada juga yang sampai merasa malu dengan tampilan baru setelah pemasangan kawat gigi. 

Itulah beberapa hal yang akan Anda lalui setelah melakukan pemasangan kawat gigi, semoga bermanfaat!

Awas! Inilah Penyebab Utama Lubang Pada Gigi

Rutin melakukan pemeriksaan dan pembersihan gigi di dokter gigi sebenarnya merupakan hal wajib dilakukan. Karena dengan melakukannya dapat mencegah berbagai masalah rongga mulut yang timbul seperti pada penyakit gusi dan gigi, bahkan juga bisa menyebabkan berbagai masalah serius di kemudian hari, salah satunya lubang pada gigi. 

Anda harus waspada jika merasakan tanda-tanda seperti gusi bengkak, gusi berdarah saat menggosok gigi, gigi mudah tanggal, serta muncul rasa nyeri terhadap makanan panas maupun dingin. Berbagai gejala tersebut harus segera diperiksakan ke dokter walaupun belum terasa sakit.

lubang pada gigi

Masalah gigi yang paling sering dijumpai yaitu gigi berlubang yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans. Ketika sukrosa pada karbohidrat yang Anda konsumsi terfermentasi oleh bakteri tersebut maka akan menimbulkan lubang pada gigi. 

Menurut National Institute of Child Health and Human Development, Amerika Serikat keberadaan sukrosa inilah yang menjadi pemicu rongga mulut akan menjadi asam. Selain itu yang juga dapat memicu kondisi asam pada mulut juga disebabkan oleh fruktosa yang berasal dari buah dan laktosa dari susu.

Bakteri yang berada pada rongga mulut akan otomatis memfermentasi karbohidrat dari sisa makanan di mulut yang belum dibersihkan menjadi asam. Karena proses asam tersebut akan menyebabkan hilangnya mineral pada gigi, sehingga akan memicu timbulnya lubang pada gigi.

Kondisi mulut yang asam berarti memiliki pH mulut yang rendah sangat memicu lubang pada gigi, hal tersebut juga disebabkan oleh konsumsi makanan yang manis. Mengonsumsi permen ataupun saat minum minuman berkarbonasi juga akan menurunkan pH mulut secara drastis karena keduanya memiliki kadar gula yang cukup tinggi. Biasanya pH nya bisa mencapai sekitar 2, padahal seharusnya pH mulut yang normal sekitar 5,5 hingga 6.

Sebenarnya rongga mulut sudah memiliki pembersih alami yaitu air ludah. Yang akan dikeluarkan ketika terjadinya proses mengunyah makanan sehingga makanan akan tercerna dengan sempurna dan juga karena adanya enzim pada mulut akan memicu keluarnya air ludah. Sehingga air ludah yang telah keluar akan membantu  untuk membersihkan mulut kembali.

Kapan Waktu Yang Tepat Scalling Gigi?

Memiliki gigi yang sehat dan bersih merupakan dambaan setiap orang, karena gigi juga sangat menunjang penampilan diri. Namun jika Anda kurang bersih saat menggosok gigi maka akan menimbulkan plak bahkan sampai menjadi karang gigi jika tidak segera ditangani dengan baik, khususnya dengan scalling gigi. Karang gigi inilah yang jika diabaikan bisa menjadi tempat bakteri berkembang biak, juga menyebabkan peradangan pada gusi, dan jika semakin parah akan menjadi peradangan sampai ke jaringan yang dapat membuat gigi menjadi mudah goyang.

scalling gigi

Plak dan karang gigi tidak bisa dihilangkan hanya dengan menggosok gigi saja, namun memerlukan tindakan dengan alat khusus melalui prosedur scaling gigi. Selain itu Scalling gigi juga mempunyai manfaat lainnya yaitu sebagai pemeliharaan kesehatan gigi dan tulang gigi, dapat mencegah penyakit periodontitis, mengurangi risiko pembengkakan dan pendarahan jaringan yang merupakan respons imun tubuh untuk bakteri pada plak atau karang gigi, mencegah kerusakan jaringan akibat dari tingginya asam dan enzim yang diproduksi oleh bakteri di dalam rongga mulut.

Sebelum melakukan Scalling gigi, pasien akan melakukan 2 tahap persiapan, yang pertama pemeriksaan riwayat kesehatan berupa riwayat penyakit yang dimiliki dan riwayat alergi untuk mencegah berbagai risiko yang dapat terjadi maka tindakan ini sangat wajib dilakukan. Selanjutnya dokter baru akan melakukan pemeriksaan gigi dan mulut menggunakan cermin kecil khusus untuk memeriksa dan mengidentifikasi posisi plak dan karang gigi pada rongga mulut.

Selain itu ada beberapa orang yang rentan timbul plak atau karang gigi antara lain : yang memiliki kebiasaan sering mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi, perokok aktif serta, orang suka mengonsumsi soda, kopi dan teh secara terus-menerus.

Scaling gigi alangkah baiknya dilakukan minimal setiap 6 bulan sekali atau sebanyak 2 kali dalam 1 tahun, tetapi bagi perokok aktif sangat disarankan melakukan perawatan di dokter gigi setiap 3 sampai 4 bulan sekali atau sebanyak 4 atau 3 kali dalam 1 tahun. Anda dapat mengunjungi Smile Concept Dental Clinic untuk melakukan Scaling gigi yang memiliki fasilitas lengkap berupa ruang tunggu yang nyaman, ruang laktasi, dan juga area bermain anak yang akan sangat menyenangkan.

Mengapa Gigi Geraham (Gigi Bungsu) Perlu Dicabut

gigi geraham

Banyak sekali orang dewasa yang bermasalah dengan gigi bungsunya, terkadang tumbuh dengan posisi tidak sempurna yang menyebabkan sakit luar biasa sehingga diperlukan operasi untuk pencabutan gigi bungsu tersebut. Gigi bungsu adalah gigi geraham belakang yang tumbuh sekitar usia 17 sampai 25 tahun, namun sering kali gigi bungsu ini tidak mendapatkan ruang yang cukup karena rahang sudah dipenuhi oleh gigi dewasa lainnya yang berjumlah 28 gigi.

Untuk menentukan urgensi pencabutan gigi bungsu ini biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan mengenai fisik  posisi gigi bungsu dan untuk pemeriksaan yang lebih detail akan di periksa melalui rontgen gigi. Karena gigi bungsu juga bisa terkena perikoronitis, pembusukan gigi, abses gigi bahkan sampai kista atau tumor pada gusi. Jika kondisi gigi bungsu sudah cukup parah sehingga tidak bisa dilakukan lewat pengobatan dan perawatan saja maka tindakan operasi gigi akan dilakukan oleh dokter.

Kondisi gigi bungsu yang memerlukan tindakan operasi salah satunya gigi impaksi yang posisi tumbuhnya tidak normal, bisa tumbuh didalam gusi, tumbuh miring yang menghimpit gigi di sampingnya sehingga kerap kali menimbulkan nyeri gusi atau bahkan sampai nyeri kepala juga. Peradangan gusi juga atau  periodontitis yang membuat gusi mudah berdarah, gigi disekitarnya mudah goyang serta terasa nyeri juga ketika mengunyah dan mengigit.

Selain itu ada pula gigi bungsu yang terinfeksi sehingga bisa merusak gigi di sampingnya dan menyebabkan nyeri. Yang terakhir adalah masalah gigi berlubang, karena posisi gigi geraham bungsu yang sulit dijangkau saat menggosok gigi dapat menyebabkan gigi terinfeksi bakteri pemicu karies gigi dan jika kondisi memburuk bahkan bisa menjadi peradangan pada saraf dan pembuluh darah yang dikenal sebagai pulpitis dalam istilah medis.

Pastikan anda perhatikan kondisi gigi, agar tidak sampai merasakan berbagai pengalaman buruk seperti diatas. Jika merasakan beberapa tanda nyeri periksakan gigi anda dengan segera di Smile Concept Dental Clinic agar dapat diatasi oleh dokter gigi  dan tenaga kesehatan yang berkualitas, profesional dan memberikan pelayanan yang kesehatan gigi dengan maksimal.